Kalau saya sih juga pernah mengalami tapi gak lama kok...cuma 8 tahunan hahahaha...dan masih jauh dari kata sukses.
Disini ada sedikit wawasan buat temen-temen yg belum pernah jadi TKI sekaligus saya pribadi pengen cerita-cerita sedikit tentang pengalaman saya dulu. Meski setiap orang pengalamannya gak sama tapi saya berharap sharing saya ini bisa menambah informasi buat temen-temen sekalian.
Awal cerita udah kayak lagu lama,intinya tentang ekonomi buruk hahahaha.
Meski ortu saya termasuk orang yg mampu ( bukan pamer), tapi saya adalah orang yg keras kepala,sok mandiri,dan gak mau nyusahin orang lain terutama ortu. Usia waktu itu baru 22 tahun,hanya lulusan SMA, dan diberi tanggung jawab menafkahi seorang istri dan seorang bayi laki-laki cakep kayak saya hahahaha,seorang buah hati yang berasal dari kenakalan saya dulu sampai menghamili anak orang dan akhirnya harus bertanggung jawab hehehe.
Saat itu kebutuhan benar-benar mendesak,kebetulan ada info dari kerabat yang sudah lama di luar negeri tepatnya Malaysia Timur,Kuching. Bermodal sedikit biaya dan bantuan teman-teman dilengkapi dengan tekad kuat akhirnya saya sampai di Malaysia.
Ada perasaan yg memberatkan saya,mulai dari teringat istri dan si buah hati berusia 15 bulan yang lagi lucu-lucunya,teringat temen dan keluarga yang biasanya bisa kita temui tiap hari,juga cerita-cerita seram tentang beberapa TKI/TKW yang masuk berita dengan segala penderitaannya. Tapi saya terlanjur sampai di Malaysia dan harus dijalani. Yang jelas saya bulatkan tekad semua ini untuk anak dan istri dirumah. dan tidak lupa berdoa juga untuk keselamatan. Amin ya robbal alamin.
Asing, itu kata yg paling pas menggambarkan semua yang ada didepan saya waktu itu. Mulai dari tampang orang-orang disana, kendaraan lalu lalang yang lain dengan indonesia,dan ditambah lagi gak ada yang saya kenal selain kerabat saya yg menjemput saya di perbatasan Malaysia-Kalimantan, Entikong. Perjalananpun usai dan kami tiba ditempat tinggal kerabat saya.
Setelah ngobrol sedikit saling bertukar info tentang keluarga,kamipun makan-makan sebagai kebiasaan orang Jawa untuk menyambut kedatangan tamu atau keluarga dari jauh. Setelah itu tanpa istirahat ( perjalanan tidak terlalu menguras energi) kami pun bergegas menuju tempat yang nantinya jadi tempat kerja saya.
Sebuah bangunan besar dengan alat beratnya terlihat,pagar seng alumunium mengelilingi area bangunan yang luasnya hampir 2x lapangan bola, dan para pekerja yang jumlahnya ratusan terdiri dari orang lokal dan perantau dari daerah atau negara lain. Area konstruksi gedung Mall berlantai 5 sekaligus hotel berlantai 14 yang masih baru dikerjakan 2 lantai. Selanjutnya kami bergegas menuju sebuah ruangan yang digunakan sebagai kantor untuk menemui Supervisor yang udah janjian untuk memasukkan saya kerja disitu.
Singkat cerita,paspor saya waktu itu adalah paspor kunjung atau biasanya dikenal sebagai paspor pelancong dengan batas waktu 30 hari saja dibolehkan berada di negara itu. Pasalnya saya tidak melalui PJTKI tapi dibantu kerabat untuk bisa masuk ke Malaysia. Nasib baik Supervisor bersedia untuk membantu membuatkan permit kerja atau biasanya disebut Visa kerja. Dan sayapun diterima dan ditempatkan sebagai pekerja yang paling santai kerjaannya dengan gaji yg sama dengan rata-rata pekerja disitu yaiutu RM.35 atau menurut kurs rupiah saat itu Rp. 120rb an/hari dan banyak peluang lembur,tugas saya cuma standby untuk menggantikan pekerja lain yang ke toilet atau membantu pekerja yang memerlukan bantuan seketika. Bulan pertama ditambah lembur saya mendapatkan gaji RM.1.650 atau sekitar Rp.4,5jt an kurs waktu itu.
Begini caranya...
Jadwal kerja :
- jam 7.30 pagi masuk kerja ( diberlakukan kartu check clock untuk data kehadiran,jadi harus sampai tempat kerja minimal 1 menit sebelum tepat jam masuk kerja atau selesai istirahat).
- jam 10.00 sd 10.30 istirahat.
-jam 12.00 sd 13.00 istirahat.
- jam 15.00 sd 15.30 istirahat.
- jam 17.00 pulang.
- Gaji normal harian RM.35.
- untuk yg berminat lembur diberi istirahat Jam 17.00 sd 18.00 masuk kerja sampai jam 22.00,hanya 4 jam kerja gaji 1 hari kerja normal. Itupun sangat super santai kayak gak kerja cuma nongkrong dan standby doank hahaha.
- hari minggu masuk kerja gaji 2x
- hari raya atau tanggal merah masuk kerja gaji 3x.
Waktu berjalan normal,saya pun mulai mengenal teman baru dan orang-orang yang sampai saat ini menjadi saudara,bisa mengirim uang untuk kebutuhan anak istri dan sedikit menabung,juga bisa membeli sepeda motor pertama saya Honda Revo.
Semakin bertambah pengalaman dan rasa penasaran saya berencana untuk pindah ke Malaysia barat karena mendapat informasi gaji disana 2x gaji Malaysia Timur.
Dari keputusan itu terjadi selisih paham dengan sang istri yang akhirnya menjadi penyebab perceraian saya. Mungkin sudah takdir dan gak ada yg perlu di persalahkan. Buah hati diserahkan hak asuhnya ke saya,tapi karena saya masih ingin mengejar peluang ke Malaysia Barat saya pun dengan berat hati menitipkan anak saya kepada ibu saya,dan pergi ke Malaysia Barat.
Dengan pengalaman yang saya dapat sayapun berhasil masuk Malaysia Barat tanpa bantuan PJTKI,bermodal paspor kunjung dan sedikit uang untuk bertahan,juga informasi dari teman dan kerabat yang sudah lama lebih dulu berada di Malaysia yang akan membantu saya. Dan akhirnya saya pun mendapatkan kerja di pabrik Sony EMCS Sdn.Bhd. Lebih dikenal dengan sebutan Kilang sony 1,kilang terbesar di Malaysia dengan predikat terbersih dan gaji tertinggi dari kilang lain pada umumnya.
Saat itu kilang selain Sony hanya 45-50 RM per hari sedangkan Sony 1 menggaji RM.65 perhari untuk pekerja kontrak yg dipasok Agen tenaga kerja lokal dan basic RM.900/bulan untuk pekerja rekrutan Sony. Sebenarnya sih bisa dibilang sama untuk hasil akhir jumlah gaji yaitu sekitar RM.1800/bulan dengan syarat full time kerja 12 jam.
Peraturan kerja sedikit lain dari Malaysia timur.
Berlaku rolling 2 shift jadi 1 shift 12 jam kerja.
Shift pagi:
- pukul 04.00 bangun,mandi,sarapan,rokok.
- pukul 05.00 naik bis khusus pekerja yg difasilitasi kilang dan tidak dipungut biaya. Jadi kalau jam 05.00 bis datang dan kita telat akan ditinggalkan. Kalau itu terjadi ada 2 pilihan yaitu gak masuk kerja atau menuju kilang dengan transportasi lain seperti taksi dll yg bertarif tidak murah.
- pukul 06.00 masuk kerja ( diberlakukan sistem Thumb Print,semacam check clock tapi menggunakan sidik jari jempol. Jadi gak akan bisa dicurangi seperti check clock. Perbedaan dengan Malaysia timur dengan check clocknya yaitu tiap masuk,istirahat, dan pulang kerja harus print,kalu Thumb Print hanya masuk dan pulang kerja saja)
- jam 08.00 sd 08.15 istirahat.
- jam 12.00 sd 12.30 istirahat.
- jam 15.00 pulang (untuk yang lembur disediakan waktu 15 menit istirahat jadi jam 15.15 masuk kerja lagi sampai jam 18.00)
- perpindahan shift pagi ke shift malam yaitu untuk lembur hari minggu hanya kerja sampai jam 15.00 dan tidak sampai 18.00 dan hari senin masuk kerja jam 18.00 sd 06.00 dengan jadwal prepare dll hampir sama dengan shift pagi.
Hari demi hari berjalan normal dan alhamdulillah tidak ada masalah berarti selama di Malaysia,saya pun berusaha tidak berbuat yg tidak-tidak selama disana jadi aman-aman saja.
Mungkin ada beberapa kasus dari temen-temen asal Indonesia lain yg mengalami masalah serius itupun dikarenakan ulah mereka sendiri. Ada yg mabuk-mabukan sampai berantem sama orang dan lain-lain. Intinya selama kita gak neko-neko insyaallah kita aman-aman saja disana.
Pulang dari merantau saya menikah dan membuka usaha Angkringan 33 yg alhamdulillah berjalan lancar, meski terkadang ada keinginan yg mengajak saya kembali kerja ke luar negeri lagi dan bertemu pengalaman baru yg seru...kalau ada jodoh mungkin saya akan kembali merantau lagi.
Sekian cerita hari ini semoga bisa menambah wawasan dan informasi.
Untuk selebihnya bisa ngobrol di kolom komentar atau WA 082132307235
